Ridwan Kamil: Ingin Wujudkan Zero Komplain Birokrasi

Suasana Diskusi Membangun Masa Depan Jakarta dengan Ridwan Kamil dan Juru Bicara Pram-Rano di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Jumat 15 November 2024.
(Foto: Nabila Febriyanti/Abisatya News)

Jakarta, ABISATYA NEWS   Calon Gubernur Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil (RK), hadir dalam diskusi "Membangun Masa Depan Jakarta Melalui Pendidikan Inklusif dan Aksesibel yang Merata" di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Jumat, 15 November 2024. 

Ridwan Kamil memberitahukan tentang program dan visi misinya, dalam bidang pendidikan pada Pilkada Jakarta 2024. Ia juga sampaikan bantuan pendidikan KJMU dan KJP agar lebih di permudah. Ia berharap di lima tahun kedepan tidak boleh ada anak sekolah yang ijazahnya ditahan. 

"Sehingga di lima tahun kedepan tidak boleh ada lagi anak-anak sekolah yang ijazahnya ditahan, dan KJP dan KJMU yang terkendala," ujar Ridwan Kamil, Jumat (15/11). 

Jakarta harus menjadi kota yang memastikan semua warganya, tanpa terkecuali. Mendapatkan akses pendidikan yang sangat layak itu harus. Maka dari itu warga Jakarta butuh pemimpin yang amanah dalam menjalankan programnya, bukan pada saat kampanye saja. Pendidikan inklusif bukan sekadar kebijakan, tapi komitmen kita untuk masa depan. 

Ridwan Kamil memaparkan sejumlah langkah strategis yang akan diimplementasikan saat ia menang satu putaran, antara lain: 

  •          Program Beasiswa dan Dukungan untuk Siswa Berkebutuhan Khusus, Ridwan Kamil berkomitmen untuk meningkatkan alokasi anggaran pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu dan siswa berkebutuhan khusus.
  •          Sistem Evaluasi dan Pengawasan yang Ketat, untuk memastikan layanan berjalan sesuai standar. Ridwan Kamil berencana menerapkan sistem evaluasi berbasis data. Setiap keluhan masyarakat akan dicatat dan dianalisis untuk menemukan solusi yang tepat.

RK begitu serius sebagai pembicara narasumber mengenai sistem pendidikan di Jakarta. Saat RK menang pada satu putaran di Pilkada Jakarta, ia akan menerapkan zero komplain di sektor pendidikan.

"Karena hak bersekolah itu adalah hak seluruh anak bangsa kita, jadi kalau saya nanti takdirnya, ada hal-hal administratif itu pasti saya bereskan. Saya pengen ada yang namanya zero komplain birokrasi," ujar RK.

Mewujudkan pendidikan inklusif dan zero komplain di Jakarta bukanlah hal yang mudah. Tantangan seperti kurangnya kesadaran masyarakat dan keterbatasan anggaran sering menjadi hambatan.

RK komitmen untuk mengurangi komplain terkait pendidikan. Dia bahkan mengaku tidak segan untuk mencopot jabatan Kepala Dinas Pendidikan jakarta jika masih adanya komplain mengenai sistem pendidikan Jakarta. 

"Kalau masih ada komplainnya banyak dan tidak menurun dan tidak nol di Dinas Pendidikan, ya sudah berarti kita copot saja Dinas Pendidikannya," sambungnya. 

Bahkan Mantan Gubernur Jawa Barat yang biasa disapa Kang Emil, bercerita pernah membuat program tim detektif untuk mencari anak yang putus sekolah. Dengan tujuan mencari anak jalanan yang tidak bersekolah, untuk segera kembali ke sekolah dan menuntut ilmu.

"Dulu saya selama 10 tahun saya sampai bikin tim pencari anak putus sekolah supaya sampai anak-anak jalanan yang tidak sekolah itu kembali bersekolah saya sampai bikin tim detektif," kata RK.

Masyarakat Jakarta pun menyambut baik inisiatif ini. Azni Hardiyansyah, seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, mengaku bahwa pelayanan publik yang cepat dan efisien sangat dinantikan. 

"Menurut saya bagus si adanya zero komplain, karena kalau mau mengurus apa-apa terkadang suka di lempar-lempar, ada yang ke kelurahan, ada yang ke kecamatan bingung jadinya," ujar Azni Hardiyansyah, Jumat (15/11). 

Dengan langkah-langkah konkret yang tengah diupayakan, Ridwan Kamil berharap DKI Jakarta dapat menjadi kota percontohan pelayanan publik yang modern dan efisien. Ridwan Kamil menutup diskusi dengan optimis.

"Pendidikan adalah kunci utama untuk membangun Jakarta yang lebih baik. Dengan pendidikan inklusif dan aksesibel, kita tidak hanya mencetak generasi unggul, tetapi juga menciptakan keadilan sosial. Zero komplain bukan sekadar mimpi, tapi target yang harus kita wujudkan bersama," pungkasnya.

Penulis: Nabila Febriyanti

Post a Comment

Previous Post Next Post