Bogor, ABISATYA NEWS – Gunung Salak Via Cimelati terletak di antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi diresmikan oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pada awal tahun 2020 dan menjadi rute tercepat untuk mencapai puncak 1 dengan ketinggian 2.211 MDPL.
Pendakian via Cimelati memerlukan waktu sekitar 8-9 jam, ini tergantung kondisi fisik dan cuaca. Jalur ini dimulai dari Basecamp Cimelati yang melewati ladang dan perkebunan penduduk dan masuk ke hutan lebat. Tidak ada banyak tempat yang luas untuk mendirikan tenda di sepanjang jalur, kecuali di beberapa pos seperti Pos 3 yang menjadikan satu-satunya sumber mata air.
Jalur ini didominasi oleh medan tanah, akar pohon, dan bebatuan dengan kemiringan yang semakin terjal setelah melalui Pos 3. Selain itu, karena minimnya penunjuk arah, penting untuk selalu mengikuti jalur dan menghindari percabangan yang membingungkan. Tetapi, ada pita yang sudah diikatkan di beberapa titik pohon untuk mengetahui jalur yang harus dilalui.
Makam di Puncak Salak 1
Makam Mbah Gunung Salak dianggap sakral oleh masyarakat sekitar, khususnya mereka yang menganut kepercayaan zaman dahulu. Mbah Salak dipercaya sebagai sesepuh atau tokoh spiritual yang menjaga gunung tersebut, sehingga banyak pendaki dan peziarah yang datang untuk berziarah, berdoa, atau sekadar memberikan penghormatan di makam ini.
Makam ini terletak di Puncak Salak 1, salah satu dari dua puncak utama di Gunung Salak. Puncak ini adalah tujuan utama bagi banyak pendaki. keberadaan makam ini menambah daya tarik bagi yang ingin merasakan pengalaman spiritual dan mistis.
Sebagai Keberlangsungan Hidup
Keberadaan hutan hujan tropis di Gunung Salak menciptakan ekosistem yang mendukung keberlangsungan hidup banyak spesies. Selain itu, hutan ini berperan penting dalam menjaga kadar oksigen dan kesuburan tanah di wilayah sekitar, termasuk di area pertanian warga sekitar.
Flora di kawasan ini didominasi oleh hutan hujan yang lebat dengan tumbuhan seperti pakis, lumut, dan rafflesia, “jenis bunga langka yang kadang ada di sini itu rafflesia, tapi kalau mau melihat atau melakukan penelitian harus minta izin dulu ke pusat Taman Nasional Gunung Salak” ucap salah satu penjaga pos Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI).
Fauna di Gunung Salak juga menjadi keberlangsungan hidup mereka yang tinggal di kawasan tersebut, terutama burung yang dilindungi oleh negara seperti Elang Jawa. Maka, tidak heran kalau Gunung Salak menjadi sumber keberlangsungan hidup bagi kehidupan di sekitar.