Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta Jadi Harapan atau Kritikan ?

 

Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta Jadi Harapan atau Kritikan ?

 

(Sumber foto : Kompas.com)

ABISATYANEWS - Jakarta, 23 November 2024 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 menjadi salah satu kontestasi politik paling dinanti tahun ini. Salah satu kandidat yang menarik perhatian publik adalah Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat yang memutuskan mencalonkan diri untuk memimpin ibu kota. Meski dikenal sebagai tokoh inovatif dengan rekam jejak yang baik selama memimpin Jawa Barat, keputusannya ini justru memicu banyak kritikan, baik dari warga Jakarta hingga komunitas suporter sepak bola.

Ridwan Kamil, atau yang akrab disapa Kang Emil, menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 dan sebelumnya menjabat Wali Kota Bandung. Selama masa jabatannya, ia dikenal dengan berbagai inovasi di bidang infrastruktur, teknologi, dan pengembangan ruang publik. Proyek-proyek seperti revitalisasi alun-alun kota, pembangunan taman tematik, dan digitalisasi pelayanan publik menjadi jejak prestasinya yang kerap dipuji.

Namun, banyak pihak meragukan efektivitas kepemimpinannya jika diterapkan di Jakarta, kota metropolitan dengan populasi lebih dari 11 juta jiwa. Beberapa warga Jakarta menganggap bahwa karakter kepemimpinan Ridwan Kamil yang inovatif dan penuh kreativitas mungkin tidak cukup untuk mengatasi masalah pelik seperti banjir, kemacetan, dan tata kelola birokrasi yang kompleks di ibu kota.

“Jakarta itu bukan hanya soal membangun taman dan membuat kota jadi Instagramable, tapi bagaimana bisa menangani masalah fundamental seperti banjir yang sudah menjadi langganan tahunan,” ujar Andi Pratama, warga Jakarta Pusat yang mengaku skeptis dengan pencalonan Kang Emil.

Yang menarik, kritik terhadap Ridwan Kamil tidak hanya datang dari masyarakat umum, tetapi juga dari kalangan suporter sepak bola. Beberapa kelompok suporter Persija Jakarta, tim sepak bola kebanggaan ibu kota, menyoroti hubungan kurang harmonis yang pernah terjadi antara Kang Emil dan pendukung Persib Bandung saat ia memimpin Jawa Barat.

Di masa kepemimpinannya, konflik antara suporter Persib dan Persija beberapa kali memanas, bahkan sempat mencoreng dunia sepak bola Indonesia. Hal ini membuat sejumlah suporter Persija khawatir sejarah serupa bisa terulang jika ia memimpin Jakarta.

“Jangan sampai kejadian waktu dia di Jawa Barat terulang di sini. Jakarta itu kota dengan suporter fanatik yang punya sejarah panjang. Kami enggak mau ada pemimpin yang cuma mengutamakan citra tanpa memperhatikan keamanan dan kesejahteraan kami,” ujar Rendi, salah satu anggota kelompok suporter Persija.

Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Menurut Bagas, seorang pengamat sepak bola lokal, Ridwan Kamil memiliki peluang untuk memperbaiki hubungan antarsuporter dengan pendekatan komunikasi yang lebih intens dan program sosial yang melibatkan komunitas olahraga. “Jika dia belajar dari masa lalu, Jakarta bisa jadi kota yang lebih ramah bagi suporter bola,” katanya.

Menanggapi berbagai kritikan tersebut, Ridwan Kamil memilih untuk bersikap terbuka dan santai. Dalam salah satu kampanye terbukanya di kawasan Jakarta Selatan, ia mengaku memahami bahwa Jakarta memiliki tantangan yang berbeda dari Jawa Barat. Ia berjanji akan mendengarkan berbagai masukan dari masyarakat dan menjadikan kritik sebagai bahan evaluasi untuk program-program yang akan diterapkannya kelak.

“Jakarta adalah kota yang kompleks, tetapi bukan berarti tidak bisa diubah menjadi lebih baik. Saya paham ada banyak yang meragukan, dan itu wajar dalam dunia politik. Yang terpenting adalah kami bekerja nyata dan transparan,” ujar Ridwan Kamil dalam salah satu pidatonya.

Ia juga menekankan bahwa pengalamannya memimpin Bandung dan Jawa Barat memberinya bekal untuk mengelola daerah dengan beragam latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi. Salah satu program yang ia tawarkan adalah pembangunan infrastruktur cerdas berbasis teknologi untuk mengurangi kemacetan dan mengelola banjir secara lebih sistematis.

Terlepas dari berbagai kritik dan skeptisisme, Ridwan Kamil tetap menjadi salah satu kandidat kuat dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Kepribadiannya yang komunikatif dan kerap hadir di media sosial menjadi keunggulan dalam membangun citra diri di kalangan pemilih muda.

Namun, jalan menuju Balai Kota tidak akan mudah. Jakarta, sebagai ibu kota negara, memiliki dinamika politik yang jauh lebih rumit dibandingkan daerah lain di Indonesia. Dengan berbagai persoalan seperti banjir, kemacetan, tata ruang, hingga polarisasi sosial yang sering terjadi, tantangan Ridwan Kamil tentu lebih besar dari sekadar meraih popularitas.

Pilkada Jakarta 2024 diprediksi menjadi salah satu kontestasi paling panas dalam sejarah politik ibu kota. Mampukah Ridwan Kamil mengubah skeptisisme menjadi kepercayaan dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih modern dan ramah bagi seluruh warganya? Hanya waktu yang akan menjawab.


Aldida Nuhwanto
2306321010

Post a Comment

Previous Post Next Post