Ada yang menerima, ada yang tidak. Kira-kira gimana sih pasangan Pram-Doel bisa menang?
![]() |
Rano Karno dan Pramono Anung (sumber : Harian Jogja.com) |
ABISATYA NEWS - Di tengah dinamika Pilkada 2024 yang telah dilaksanakan 27 November lalu, Jakarta menjadi saksi kemenangan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, yang berhasil meraih total suara 2.183.239. Keberhasilan ini mencerminkan strategi kampanye yang matang dan daya tarik personal keduanya, yang mampu menyatukan beragam aspirasi masyarakat ibu kota.
Kampanye pasangan ini terbilang efektif, bahkan inovatif. Menurut pengamat politik, Yunarto Wijaya dilansir dari tayangan Kompas TV mengenai ‘Peluang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024’, mereka tidak hanya memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pemilih muda, tetapi juga hadir langsung di tengah masyarakat melalui berbagai kegiatan. “Pramono datang ke CFD (Car Free Day) untuk menarik Gen Z seperti slogannya,” ucapnya.
Meskipun nama Pramono Anung sebagai bakal calon gubernur tidak sebesar Ridwan Kamil, Yunarto menegaskan bahwa tokoh yang tingkat pengenalannya masih rendah biasanya memiliki lebih banyak peluang dalam menaikkan elektabilitas karena ketika mereka memasang baliho atau melakukan upaya kampanye lainnya, mereka masih mempunyai efek dalam tingkat pengenalan. Saat tingkat pengenalan naik, hal tersebut juga memiliki efek dalam kenaikan elektabilitas.
Sosok Rano Karno pun menjadi kekuatan tersendiri. Sebagai tokoh publik yang sudah lama dikenal, ia membawa kepercayaan dan harapan kepada masyarakat. Popularitasnya tidak hanya meningkatkan daya saing pasangan ini, tetapi juga menciptakan koneksi emosional dengan pemilih yang mengenalnya sebagai figur inspiratif.
“Sosok Doel ini bisa menjadi akselerator, karena kalo dilihat dari sepak terjangnya, dia tokoh nasional. Lalu nama besar Doel ini kan memang di anggap sebagai milik orang Jakarta/Betawi,” ujar Yunarto.
Pasangan ini juga berhasil mengidentifikasi isu-isu konkret yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mereka mengedepankan solusi praktis untuk masalah seperti banjir, pendidikan, dan infrastruktur. Salah satu pendekatan mereka yang menarik adalah fokus pada penyelesaian banjir dengan memperbaiki selokan, alih-alih mengandalkan proyek besar.
Selain itu, janji untuk menyediakan sekolah swasta gratis dan akses internet gratis menjadi daya tarik bagi masyarakat dari berbagai kalangan. Yunarto menyebut bahwa pasangan ini merupakan antitesis dari kampanye bombastis Ridwan Kamil. "Ketika berbicara tentang banjir, mereka tidak membicarakan Giant Sea Wall, tetapi selokan kita sudah beres atau belum?" ujarnya.
Pendekatan yang lebih realistis ini berhasil menarik perhatian pemilih Jakarta, yang dikenal cenderung rasional, realistis, dan menyukai pemimpin yang sat set.
![]() |
Hasil Penghitungan Suara Pilkada 2024 (sumber : Website KPU) |
- Kepulauan Seribu: 7.456 suara
- Jakarta Pusat: 220.372 suara
- Jakarta Utara: 328.486 suara
- Jakarta Barat: 500.738 suara
- Jakarta Selatan: 491.017 suara
- Jakarta Timur: 635.170 suara
Citra pasangan ini semakin diperkuat oleh tagline mereka, “Kagak Ribet Dah.” Sederhana namun kuat, tagline ini mencerminkan gaya kampanye mereka yang praktis dan khas Betawi. Pendekatan ini menarik perhatian masyarakat Jakarta, yang cenderung menginginkan pemimpin yang cepat dan tanggap terhadap berbagai masalah atau hal lainnya.
Tidak hanya itu, mereka membagikan buku kecil yang berisi program-program unggulan, dirancang dengan estetika modern yang menarik dan mudah dipahami. Semua ini menjadi cara mereka mendekatkan visi kepada masyarakat.
Masyarakat memberikan respons positif terhadap pasangan ini. Dalam wawancara dengan seorang pemilih, ia mengaku mengapresiasi pendekatan sederhana namun konkret yang mereka tawarkan. Seorang warga Jakarta Timur, Husni, mengungkapkan, “Menurut saya sih emang kampanye mereka itu super. Bagi-bagi sembako, segala macem. Kalo di lihat juga programnya realistis.”
Pendekatan ini berhasil membangun kepercayaan publik bahwa Pramono dan Rano adalah pasangan yang mampu membawa perubahan.
Kemenangan ini menjadi tonggak penting, tidak hanya bagi Pramono dan Rano, tetapi juga bagi masa depan Jakarta. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa pendekatan kampanye yang fokus pada kebutuhan nyata masyarakat dapat menghasilkan kemenangan yang signifikan. Namun, janji-janji kampanye mereka kini menjadi ujian bagi pemerintahan yang baru. Apakah mereka mampu mewujudkan visi dan program-program yang telah mereka janjikan?
Penulis : Rinjani Nur Anisa