ABISATYA NEWS - Kawasan Banjir Kanal Timur
(BKT) di Jakarta Timur yang biasanya ramai kini mulai menunjukkan tanda-tanda
penurunan pengunjung. Hal ini disinyalir disebabkan oleh dua faktor utama:
kurangnya penerangan jalan di sejumlah titik dan ketidakmerataan aturan
larangan berjualan yang diterapkan pemerintah kota di kawasan tersebut.
Minimnya penerangan jalan
menjadi salah satu keluhan utama dari warga. Beberapa titik di sepanjang BKT
terlihat gelap ketika malam tiba, memunculkan rasa khawatir terkait keamanan
bagi pengunjung.
"Biasanya, malam itu ramai, tapi sekarang
banyak yang takut ke sini karena penerangan yang minim," kata Pak Acul ,
warga yang rutin berolahraga di sekitar BKT. Menurutnya, suasana yang lebih
gelap juga mengurangi daya tarik BKT sebagai tempat bersantai dan berkumpul
keluarga.
Dampak dari minimnya penerangan
juga dirasakan oleh para pedagang kecil yang berjualan di sekitar BKT. Salah
satu pedagang minuman, menyebut bahwa aturan berjualan di area BKT tidak
diterapkan dengan konsisten, sehingga lokasi yang diperbolehkan untuk berdagang
menjadi terbatas dan cenderung sepi.
"Ada tempat yang
diperbolehkan, tapi di area lain nggak boleh. Akibatnya, banyak pedagang yang
harus bersaing di area yang sudah padat atau malah kurang terang," ujar
Wina.
Kondisi ini menimbulkan dampak
ekonomi bagi para pedagang kaki lima yang bergantung pada kawasan BKT sebagai
sumber mata pencaharian. Para pedagang berharap pemerintah dapat
mempertimbangkan penambahan lampu penerangan dan meninjau ulang aturan
berjualan secara lebih merata, sehingga mereka tetap memiliki ruang usaha yang
aman dan layak.
Beberapa warga pun mengusulkan
agar penambahan lampu jalan di kawasan BKT menjadi prioritas untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan. Pemerintah diharapkan dapat segera merespons persoalan
ini, agar BKT dapat kembali menjadi ruang publik yang aman, nyaman, dan ramai
bagi masyarakat.
Nama Penulis: Muhammad Rizky