Rebut Kursi Dua Periode, Nasib Poltekkes Di Bawah Budi Sadikin Dipertanyakan

(Foto: Instagram resmi Menteri Kesehatan Kabinet Merah Putih, Budi Gunadi Sadikin/@bgsadikin)

ABISATYA NEWS - Bukan perihal tenaga kesehatan saja, menjadi menteri kesehatan artinya mampu mewadahi generasi muda dalam pendidikan kesehatan. Lantas, sanggupkah Budi Sadikin menopangkan pundaknya untuk pendidikan kesehatan di Indonesia?

Pertanyaan tersebut lambat laun muncul seiring dengan terpilihnya kembali Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan RI. Gelar tersebut lagi-lagi diembannya dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo.

Namun, dibalik gemuruh riuh kabar pengangkatan kembali Budi Sadikin, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum menemukan jawaban dalam dunia kesehatan Indonesia. Khususnya sebagai kementerian kesehatan yang menaungi lembaga pendidikan Politeknik Kementerian Kesehatan (Poltekkes) di seluruh Indonesia.

Sebagai Menteri Kesehatan, tugas Budi Sadikin ke depan bukan perihal menangani kinerja dokter dan tenaga medis saja. Budi Sadikin turut bertanggungjawab atas keberlangsungan hidup Poltekkes sebagai cikal-bakal dan masa depan tenaga medis di Indonesia. Ribuan harapan terpatri untuk Budi Sadikin, demi masa depan pendidikan kesehatan di Indonesia yang lebih cemerlang.

Intania Mulya, seorang mahasiswi Poltekkes Jakarta 1 menilai kinerja Budi Sadikin selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan Jokowi memang patut diacungi jempol. Budi Sadikin sangat mencolok ketika menangani kasus COVID-19 di Indonesia. Program vaksinasi digencar habis-habisan untuk menuruni angka kematian akibat virus tersebut.

“Dia berhasil mempercepat program vaksinasi COVID-19 dan memperkuat komunikasi publik terkait kesehatan. Pendekatan datanya dalam kebijakan juga patut diapresiasi,” tutur Intan.

Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, Budi Sadikin berhasil membuka jaringan internasional dan mengerahkan Indonesia untuk pengadaan alat PCR test, dan vaksin COVID-19. Sistem pelaksanaan, distribusi, hingga pengadaan obat penyembuhan (therapeutic) juga tertata dengan baik.

Selain itu, diungkapkan juga bahwa Budi Sadikin turut berperan aktif dalam penanganan COVID-19. Hal ini dilakukan Budi Sadikin dengan memonitor langsung dan mengelola 70 rumah sakit milik BUMN.

(Foto: Website resmi Politeknik Kementerian Kesehatan Jakarta 1)

Sayangnya, masa keemasan Budi Sadikin selama menangani kasus COVID-19 tak cukup menjadi parameter seberapa pantas ia menaiki kursi jabatan di kementerian kesehatan kembali. Mirisnya, keemasan Budi Sadikin bercelah juga. Dibalik kejeliannya menanggulangi virus yang mewabah, Budi Sadikin lupa akan pemberdayaan Poltekkes di Indonesia yang dinaungi langsung oleh Kementerian Kesehatan RI.

Politeknik Kementerian Kesehatan merupakan fasilitas negara yang perlu dijaga dengan baik. Lembaga ini memiliki potensi kuat untuk memajukan pendidikan kesehatan di Indonesia. Namun, apa daya potensi yang begitu bagus bila tak diimbangi dengan dukungan yang memadai dari Kementerian Kesehatan.

“Politeknik Kesehatan di bawah kementeriannya memiliki potensi, namun perlu penguatan kurikulum dan fasilitas pendukung agar lebih relevan dengan kebutuhan industri kesehatan,” jelas Intan.

Intan menuturkan, selama ini Poltekkes masih belum mampu mewadahi mahasiswa secara maksimal. Banyak fasilitas-fasilitas yang perlu segera diperbaiki dan kurikulum yang lebih kuat untuk menunjang proses pembelajaran sehari-hari. Poltekkes butuh kucuran dana dari kementerian kesehatan, hal ini perlu menjadi perhatian Budi Sadikin bila tekadnya sudah kukuh untuk melanjutkan jabatan menteri kesehatan era Prabowo.

“Kendala seperti kurangnya dana, fasilitas belajar yang terbatas, serta kurikulum yang belum sepenuhnya adaptif dengan perkembangan teknologi kesehatan perlu ditangani,” tegas Intan.

Budi Sadikin dituntut untuk menaruh perhatian penuh pada keberlangsungan Poltekkes di seluruh Indonesia. Integrasi layanan kesehatan, hingga akses dan kualitas layanan yang diberikan tenaga medis Indonesia bermuara dari pendidikan kesehatan yang mumpuni. Tak akan pernah ada tenaga medis yang handal tanpa dibekali pendidikan kesehatan yang layak.

Sebagai mahasiswi Poltekkes, Intan berharap program kerja yang diusung Budi Sadikin kelak mampu meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia melalui lembaga pendidikan Poltekkes di seluruh Indonesia. Penyediaan fasilitas teknologi sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar juga menjadi aspek yang perlu diperhatikan.

Tak hanya itu, Intan juga berharap kehadiran Budi Sadikin yang diamanahkan kembali sebagai Menteri Kesehatan dapat membenahi masalah penyakit-penyakit yang belum tertata dengan baik di bawah Kementerian Kesehatan. Utamanya seperti penyakit diabetes yang sosialisasi dan penanggulangannya masih minim di Indonesia.

“Penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi masih kurang mendapat perhatian. Kementerian perlu memperkuat program pencegahan dan pengelolaan penyakit ini,” pungkas Intan.

Budi Sadikin boleh bersuka cita atas kursi dua periode menteri kesehatan yang kembali direbutnya. Namun, prioritas Budi Sadikin perlu ditambah. Sebab baik buruknya kualitas Politeknik Kesehatan di Indonesia, masa depan dunia kesehatan RI jadi taruhannya.

 Nama Penulis: Debby Alifah Maulida

 

Post a Comment

Previous Post Next Post