JAKARTA, MEDIA.KOTA – Bagi sejumlah masyarakat Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) sangatlah penting, untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lain dengan jarak waktu yang dekat. Masyarakat keluhkan tingginya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang berada di Jatinegara, Jakarta Timur.
Para pejalan kaki harus menaiki banyaknya anak tangga, untuk menggunakan JPO Jatinegara. Tak heran jika banyak pejalan kaki yang memilih untuk naik angkutan umum, dari pada untuk menaiki banyaknya anak tangga hingga menguras tenaga. Sangat di sayangkan apabila JPO Jatinegara ini tidak di pergunakan sama sekali untuk pejalan kaki.
Namun jika JPO terlalu tinggi sehingga harus menaiki banyak anak tangga, apakah ada yang mau untuk menaikinya?. Jika ada bagaimana nasib orang tua yang sudah lansia?
Beberapa warga menyebutnya dengan sebutan 'Jembatan Biru', karena pagar jembatannya yang di cat dengan warna biru. Jembatan ini juga mempunyai atap atau penutup di bagian atasnya, sehingga pejalan di tetap aman jika hujan tiba. Tingginya JPO Jatinegara ini membuat para pejalan kaki, untuk pelan-pelan melangkahkan kakinya, agar tidak merasa lelah saat menaiki JPO.
"Tinggi banget sih ini mah, saya yang muda naik aja kalau itu harus naik satu-satu dulu. Saya lebih milih naik JPO, karena kalau naik angkoptun saya duit jajannya ngepas," ujar Hari seorang anak sekolah (1/12).
Pengguna JPO yang melintas juga keluhkan tentang, matinya lampu penerangan saat malam hari. Sehingga pejalan kaki yang melintas di JPO pada malam hari enggan untuk naik, dikarena kondisi lampu tidaklah menyala. Warga setempat juga mengatakan bahwa pada malam hari JPO Jatinegara rawan begal, sudah banyak korban yang melintas pada malam hari yang menjadi sasarannya.
"Jembatan biru itu rawan begal kalau malam kak, hati-hati. Kalau udah malem mending ngalahin naik angkot aja, dari pada nyawa taruhannya," ujar Baim pedagang warung yang tak jauh dari jembatan (01/12/24).
Penulis: Nabila Febriyanti