(Kemacetan di Jalan H. Usa Ciseeng) (Sumber foto: Daffa Aulia Ahmad)
BOGOR, ABISATYA NEWS – Sejumlah warga keluhkan proyek perbaikan dan peningkatan kualitas jalan Parung - Ciseeng dan Putatnutug, Kabupaten Bogor. Warga akui aktivitas mereka akan terganggu selama seratus hari ke depan terhitung dari Senin, 23 September 2024.
Adapun perbaikan jalan tersebut diawali dengan revitalisasi jembatan Kongsi di Jalan H. Usa Ciseeng, Kabupaten Bogor. Jembatan tersebut melintang
Perbaikan jalan tersebut menimbulkan keresahan warga Ciseeng-Parung, khususnya terkait jalan alternatif yang telah disediakan. Jalan alternatif yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan beroda dua tersebut pasalnya selalu dipenuhi 'calo' yang meminta uang sumbangan.
"Keadaan jalan yang kurang kondusif imbas jalan alternatif yang tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat, sehingga warga sekitar berinisiatif untuk memperbaiki jalan alternatif yang membutuhkan biaya. Pengguna jalan akhirnya harus memberi sumbangan tiap lewat jalan alternatif," ungkap warga sekitar, Angga (10/11/2024).
Menurutnya, pemberian uang sumbangan bagi tiap pengendara yang lewat jalan alternatif bersifat relatif, mengingat hal tersebut dapat membantu memaksimalkan menertibkan jalan alternatif pula.
Tetapi dalam praktiknya di beberapa titik jalan alternatif, banyak laporan terkait pemaksaan dalam pemungutan sumbangan. Hal tersebut berimbas akan keresahan warga terhadap praktik yang mereka sebut pungli.
"Aku setiap pagi kan harus lewat ini buat berangkat kuliah, kadang tiap lewat ngasih dua ribu. Tapi beberapa temen aku juga bilang kalo misalnya gak ngasih yang minta sumbangan itu bakal marah. Apalagi sebelum masuk jalan alternatif itu ada peringatan pake balihonya," ungkap pengguna jalan, Errin (10/11/2024).
Selain itu, adanya baliho yang mengecam para pengendara untuk memberikan sumbangan dengan ikhlas turut memperkuat opini warga terhadap praktik pungli yang dilakukan ormas sekitar.
"Jalan alternatif itu ada lebih dari satu, tapi yang sering dapet komentar pungli ini alternatif yang lewat Saung Sultan, apalagi ada baliho peringatan di sana. Kecewa juga sama pemerintah setempat karena seharusnya yang bayar mereka (ormas) dan buat jalan alternatif itu ya pemerintah setempat, makanya ormas sekitar jadi begini," tegas Angga. Daffa Aulia Ahmad
Tags:
straight news