ABISATYA NEWS - Baru sebulan menjabat, sudah ditunjuk lagi menjadi menteri? Emang boleh?
Mendekati hari pelantikan presiden, Prabowo Subianto sudah mulai memilih sosok yang akan mengambil peran dalam kabinetnya. Diketahui terdapat 49 calon menteri yang dipanggil Prabowo ke Kertanegara dan diantara nama-nama tersebut, terselip nama Saifullah Yusuf.
Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul adalah Menteri Sosial yang dilantik Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Tri Rismaharini pada 11 September lalu. Selama satu bulan, Saifullah telah berusaha menjalankan tugasnya meskipun dengan waktu yang singkat. Kini, dia dihadapkan pada kemungkinan untuk kembali menjabat di pos yang sama di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Siap saja. Pokoknya kita menghormati, menghargai, mengapresiasi, mendukung semua yang dibutuhkan oleh Pak Prabowo,” ucapnya, dikutip dari Tempo.
Meskipun begitu, apakah benar keputusan yang dibuat oleh Prabowo ini dinilai tepat dalam segala aspek? Terutama dalam menunjukan stabilitas dan trasnparansi pemerintahan. Atau justru menjadi gambaran dari ketidakpastian?
Tanggapan Masyarakat
Hal tersebut menimbulkan sedikit rasa ketidakpercayaan masyarakat. Salah satu narasumber berasumsi bahwa pemilihan Saifullah bisa saja berkaitan dengan politik balas budi mengingat banyak pengurus Nahdlatul Ulama, termasuk Saifullah, mendukung Prabowo-Gibran pada masa pemilihan presiden.
“Iyasih, kan si Saifullah ini bagian dari Nahdlatul Ulama, dari hasil gua baca-baca emang bisa jadi politik balas budi soalnya mereka dukung Prabowo.” tutur Nia, mahasiswa.
Namun, ada juga yang merasa setuju-setuju saja dengan keputusan Prabowo tersebut jika memang nantinya resmi ditetapkan. Menurut Herni, seorang ibu rumah tangga, keputusan Prabowo sudah tepat. Penunjukan kontinuitas memungkinkan transisi yang efektif dalam program-program kesejahteraan yang sudah ada.
Pada akhirnya, keputusan Prabowo Subianto untuk memilih Saifullah Yusuf kembali sebagai Menteri Sosial mencerminkan harapan akan keberlanjutan program sosial di tengah keraguan publik. Semua mata kini tertuju pada kabinet baru, berharap perubahan yang positif dan nyata dalam kesejahteraan sosial.