![]() |
| (Sumber : RRI.com & Pinterest // Editor : Tatu Hudia) |
ABISATYA
NEWS—Muhamad Lucky Souma (20)
memiliki ketertarikan dengan pemberitaan yang banyak beredar, yaitu pemanggilan
calon menteri oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia merasa perlu memiliki
kepedulian terhadap masa depan negara.
Sebagai
mahasiswa ekonomi pembangunan, meskipun rencana pembangunan dan kebijakan
ditetapkan oleh presiden, keberhasilan program-programnya membutuhkan peran
menteri untuk ikut melaksanakan. Seperti yang pernah didiskusikan dengan
Airlangga Hartarto, Prabowo membicarakan isu geopolitik dan geoekonomi, bagi
Souma merupakan langkah penting mengingat keadaan keduanya sedang tidak
baik-baik saja.
“Prabowo
mungkin ingin menciptakan keseimbangan ekonomi antara Timur dan Barat. Namun,
kita harus ingat, pasar tidak selalu ideal. Faktor eksternal seperti cuaca dan
konflik bisa mengganggu perdagangan, bahkan sampai memblokade jalur perdagangan
nasional,” jelasnya (16/10/2024).
Oleh
karena itu, Souma berspekulasi bahwa Prabowo memanggil beberapa menteri lama
untuk melaksanakan keberlanjutan program-program yang sudah ada sebelumnya,
sesuai dengan Prabowo gencarkan saat mencalonkan sebagai presiden. Dengan mengubah program terlalu drastis,
justru akan menambah masalah, mengingat banyak program yang sudah berjalan.
“Meski
mereka berpengalaman, track record menteri lama harus tetap
diperhatikan. Pendidikan dan gelar tidak selalu menjamin keberhasilan, terutama
dalam menghadapi tantangan baru di masa depan,” tuturnya.
Ia
juga menyoroti menteri keuangan Sri Mulyani yang kembali dipanggil. Bagi Souma
menjadi sosok yang menarik, karena ketegasannya dalam mengambil keputusan, contohnya
terkait utang dan langkah yang pernah ia ambil untuk membangun infrastruktur
negara. Jika Sri Mulyani ingin menunggu pertumbuhan ekonomi negara dalam
infrastruktur akan sangat lambat.
“Meskipun
kontrovesial dalam mengandalkan utang, Sri Mulyani berhasil menjaga defisit dalam
skala yang kecil,” terangnya.
Publik
Figur dalam Kabinet
Tidak
hanya menteri lama, pemanggilan publik figur sebagai calon menteri juga menarik
perhatian Souma. Menurutnya, publik figur dipanggil karena popularitas mereka
yang sudah dikenal masyarakat dan dianggap dapat memudahkan penyampaian program
kerja karena sudah dikenal. Ia juga menilai bahwa kurangnya pengalaman publik
figur dalam politik dan pemerintahan dapat menjadi hambatan.
“Saya
rasa, penempatan mereka sebagai menteri masih belum matang, sebab pengalaman
emosional dan kemampuan analisis di dunia politik itu penting. Saya khawatir,
publik figur akan kesulitan menghadapi masalah negara,” ucapnya.
Harapan
Terhadap Keberlanjutan Ekonomi
Souma
berharap presiden terpilih Prabowo Subianto dapat fokus dalam pemberantasan
korupsi untuk menarik minat investor asing. Korupsi dan kecurangan sistem
membuat banyak negara enggan berinvestasi di Indonesia. Jika Prabowo fokus
memberantas korupsi, kepercayaan investor akan meningkat. Ia juga menyoroti
pentingnya kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi hal tersebut.
Di
sisi lain, ia merasa harus memiliki
kepercaya kepada calon-calon menteri yang dipanggil oleh Prabowo. Kalau
sebelumnya banyak masyarakat yang terpecah karena perbedaan pendapat dalam
mendukung pasangan calon presiden, kini harus bersatu untuk mendukung dan
mengkritik kekurangan yang sudah terpilih. Terlebih, ketegasan terhadap
keberlangsungan ekonomi menyangkut ke semua aspek yang ada di negara.
“Kinerja
mereka sudah semestinya berjalan dengan baik jika terpilih menjadi menteri.
Para menteri yang akan datang mampu berkomunikasi baik dengan masyarakat, tidak
ada kebohongan dan banyak melakukan transparansi yang dilakukan pemerintah.
Peran masyarakat juga penting dalam mendukung program-program yang ada,”
tambahnya.
Penulis : Tatu Hudia
.png)