Lansia dengan Kondisi Rentan, Tetap Berusaha Menopang Generasi Z

Suasana di KAI Commuters Line
(Foto: Nabila Feb/Abisatya News)

ABISATYA NEWS – Lansia di atas 60 tahun masih bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Menurut Analisis Data Harian Kompas yang menggunakan data mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik pada Maret 2022, menunjukkan sebanyak 9,4 juta lansia bekerja sebagai penopang keluarga.

Dari jumlah tersebut, 5,7 juta atau 61 persen menanggung beban 11,1 juta generasi produktif, yaitu generasi milenial (lahir 1981-1996) dan generasi Z (lahir 1997-2012). Sisanya akan menanggung biaya hidup mereka sendiri atau orang tua mereka.

Sebanyak 62 persen dari 5,7 juta penduduk lansia menanggung anggota keluarga dari dua generasi, yaitu lansia itu sendiri dan anak-anaknya. Namun, ada pula 38 persen lansia yang menanggung beban tiga anggota keluarga, mulai dari lansia, anak, mertua, dan cucu.

Dilihat dari sisi ini, beban hidup lansia Indonesia lebih berat dibanding beban generasi milenial dan Gen Z sebagai penopang keluarga. Sebanyak 4,5 juta milenial dan Gen Z "hanya" menafkahi 5,6 juta lansia. Angka ini jauh lebih kecil dibanding 11,1 juta generasi produktif yang hidupnya ditanggung oleh lansia.

Apakah orang lanjut usia tidak diperbolehkan bekerja?

Tentu saja boleh bagi para lansia untuk tetap bekerja di masa tuanya. Mengutip teori kesehatan, para lansia dapat tetap bekerja agar tingkat kesehatannya tidak menurun. Bekerja merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat dipilih oleh para lansia asalkan tidak membebani. Kegiatan lainnya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti kegiatan sosial hingga kegiatan hobi.

Namun, tidak semua sektor pekerjaan dapat menjadi tempat bagi lansia untuk bekerja. Analisis pekerjaan diperlukan untuk dapat menempatkan lansia pada pekerjaan formal yang menjamin lansia memperoleh penghasilan tetap dan menjamin risiko kerja. Selain itu, jam kerja lansia juga lebih pendek dibandingkan dengan generasi produktif lainnya.

Idealnya, warga lanjut usia atau lansia yang berusia di atas 60 tahun menikmati hari orang tua. Mereka tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan anak-anaknya yang memasuki usia produktif. Warga lanjut usia seharusnya dapat membiayai kebutuhan sehari-hari dari dana pensiun.

Faktor-faktor yang menyebabkan para lansia masih menaungi Gen Z adalah:

Ketergantungan Ekonomi : Generasi Z mungkin masih bergantung pada dukungan finansial dari orang tua atau kakek-neneknya karena mereka belum mandiri secara ekonomi, baik karena masih menempuh pendidikan, kesulitan mencari pekerjaan, atau pekerjaan yang diperolehnya belum cukup stabil.

Kondisi Ekonomi : Tingginya biaya hidup, termasuk biaya pendidikan, perumahan, dan kebutuhan dasar lainnya, membuat Generasi Z sulit untuk mandiri secara finansial tanpa bantuan dari generasi yang lebih tua.

Kesulitan Pasar Tenaga Kerja : Tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan generasi muda atau pekerjaan yang kurang stabil berarti mereka masih membutuhkan dukungan dari orang tua atau kakek-nenek.

Perubahan Struktural dalam Keluarga : Dalam beberapa kasus, perubahan struktur keluarga, seperti keluarga dengan satu orang tua, dapat menyebabkan para lansia mengambil peran lebih besar dalam mendukung generasi Z.

Situasi ini menimbulkan tantangan, baik bagi para lansia yang harus mengurus kesejahteraannya sendiri sambil menafkahi keluarga, maupun bagi generasi Z yang harus berjuang mencapai kemandirian di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Bagaimana menurut Anda? Apakah ada orang lanjut usia di daerah Anda yang masih bekerja?

Nama Penulis: Nabila Feb

Post a Comment

Previous Post Next Post