ABISATYA NEWS - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 oktober untuk menghargai warisan budaya indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2024 mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menunjukan aprediasi tinggi terhadap warisan budaya indonesia ini.
Batik bukan hanya sekadar kain, tetapi simbol identitas bangsa yang memiliki nilai sejarah dan filosofi mendalam. Dafa (19) sebagai salah satu mahasiswa dari PNJ mengungkapkan apresiasi nya terhadap Hari Batik Nasional 2024. Ia merasa bangga dapat ikut serta merayakan kekayaan budaya melalui pakaian tradisional ini.
Mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan itu mengungkapkan bahwa batik kini semakin populer, tetapi di kalangan anak muda, kerap kali masih muncul stigma negatif ketika seseorang mengenakan batik di luar acara formal. Komentar seperti "Mau kondangan kemana?" masih sering terdengar, menandakan bahwa batik masih belum sepenuhnya diterima sebagai pakaian sehari-hari. Baginya, ini adalah hal yang perlu diubah agar batik bisa lebih dihargai.
"ironi untuk batik warisan budaya kita yang mahal ini dijadikan sesuatu yang agak aneh pas orang pake kalo di hari biasa." ungkap nya.
Batik sendiri adalah seni yang memiliki kekayaan motif dan warna, mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Namun, di era modern ini, ia melihat bahwa banyak anak muda yang belum sepenuhnya memahami nilai dan filosofi di balik motif-motif batik. Padahal, menurutnya, dengan mempelajari batik, kita bisa lebih memahami jati diri sebagai bangsa yang kaya akan tradisi.
Tidak hanya berharap batik lebih dihargai di dalam negeri, ia juga ingin batik semakin dikenal di kancah internasional. Dia menyebut contoh fenomena konten kreator internasional, iShowSpeed, yang baru-baru ini melukis batik saat berkunjung ke Indonesia. Baginya, ini adalah momentum penting untuk memperkenalkan batik kepada dunia, terutama melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Menurutnya, konten kreator seperti iShowSpeed memiliki peran besar dalam membantu mempopulerkan batik di kalangan anak muda, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan eksposur yang lebih luas, ia berharap batik tidak hanya dikenal sebagai pakaian tradisional, tetapi juga menjadi tren global yang dihargai karena nilai seni dan budaya yang dibawanya.
Selain peran konten kreator, Dafa juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dan lembaga pendidikan dalam melestarikan batik. Dia berharap ada lebih banyak program edukasi yang mengenalkan batik kepada generasi muda, agar mereka tidak hanya mengenal batik sebagai pakaian resmi, tetapi juga memahami filosofi dan nilai-nilai di balik setiap motif batik.
Dengan semangat yang tinggi, ia mengajak teman-temannya sesama mahasiswa untuk lebih mencintai batik dan memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Dia percaya bahwa jika lebih banyak anak muda yang bangga memakai batik, stigma negatif tentang batik akan hilang, dan batik akan menjadi simbol modernitas yang tetap berakar pada tradisi.
Pada akhirnya, Dafa berharap Hari Batik Nasional ini bisa menjadi momentum bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mencintai dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Baginya, batik bukan hanya warisan nenek moyang, tetapi juga aset masa depan yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan.
Batik bukan hanya sekadar kain, tetapi simbol identitas bangsa yang memiliki nilai sejarah dan filosofi mendalam. Dafa (19) sebagai salah satu mahasiswa dari PNJ mengungkapkan apresiasi nya terhadap Hari Batik Nasional 2024. Ia merasa bangga dapat ikut serta merayakan kekayaan budaya melalui pakaian tradisional ini.
Mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan itu mengungkapkan bahwa batik kini semakin populer, tetapi di kalangan anak muda, kerap kali masih muncul stigma negatif ketika seseorang mengenakan batik di luar acara formal. Komentar seperti "Mau kondangan kemana?" masih sering terdengar, menandakan bahwa batik masih belum sepenuhnya diterima sebagai pakaian sehari-hari. Baginya, ini adalah hal yang perlu diubah agar batik bisa lebih dihargai.
"ironi untuk batik warisan budaya kita yang mahal ini dijadikan sesuatu yang agak aneh pas orang pake kalo di hari biasa." ungkap nya
Batik sendiri adalah seni yang memiliki kekayaan motif dan warna, mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Namun, di era modern ini, ia melihat bahwa banyak anak muda yang belum sepenuhnya memahami nilai dan filosofi di balik motif-motif batik. Padahal, menurutnya, dengan mempelajari batik, kita bisa lebih memahami jati diri sebagai bangsa yang kaya akan tradisi.
Tidak hanya berharap batik lebih dihargai di dalam negeri, ia juga ingin batik semakin dikenal di kancah internasional. Dia menyebut contoh fenomena konten kreator internasional, iShowSpeed, yang baru-baru ini melukis batik saat berkunjung ke Indonesia. Baginya, ini adalah momentum penting untuk memperkenalkan batik kepada dunia, terutama melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Menurutnya, konten kreator seperti iShowSpeed memiliki peran besar dalam membantu mempopulerkan batik di kalangan anak muda, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan eksposur yang lebih luas, ia berharap batik tidak hanya dikenal sebagai pakaian tradisional, tetapi juga menjadi tren global yang dihargai karena nilai seni dan budaya yang dibawanya.
Selain peran konten kreator, Dafa juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dan lembaga pendidikan dalam melestarikan batik. Dia berharap ada lebih banyak program edukasi yang mengenalkan batik kepada generasi muda, agar mereka tidak hanya mengenal batik sebagai pakaian resmi, tetapi juga memahami filosofi dan nilai-nilai di balik setiap motif batik.
Dengan semangat yang tinggi, ia mengajak teman-temannya sesama mahasiswa untuk lebih mencintai batik dan memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Dia percaya bahwa jika lebih banyak anak muda yang bangga memakai batik, stigma negatif tentang batik akan hilang, dan batik akan menjadi simbol modernitas yang tetap berakar pada tradisi.
Pada akhirnya, Dafa berharap Hari Batik Nasional ini bisa menjadi momentum bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mencintai dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Baginya, batik bukan hanya warisan nenek moyang, tetapi juga aset masa depan yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan.
Nama Penulis: Annisa Naysilla