ABISATYA NEWS - Dari pinggiran jalan besar yang dilewati
oleh lalu Lalang kendaraan. Sabar, seorang penjual bubur ayam yang tak pernah
menyerah . Sabar juga seorang ayah anak satu, untuk menafkahkan keluarganya ia
berjualan dengan semangat tak tergoyahkan.
Kabar memulai usahanya lebih dari sepuluh
tahun yang lalu, dengan citra rasa yang pas dimulut setiap orang, bubur ayam yang ia jual selalu habis di
setiap paginya. Banyak orang yang rela jauh-jauh untuk membeli bubur ayamnya.
Sabar juga sudah memiliki banyak pelanggan, bahkan ia hafal setiap kali
pelanggannya datang untuk memesan bubur ayamnya.
Setiap pagi, ia mendorong buburnya sampai
ketempat kiosnya. Awalnya, Sabar menjual buburnya di depan ruko-ruko yang
banyak penjual makanan sepertinya. Namun pada saat itu, ternyata akan ada
pelebaran jalan di tempat Sabar berjualan, ia mau tak mau harus mencari tempat
lain untuk melanjutkan berjualannya.
Sabar akhinya menemukan tempat kontrakan yang
bisa ia pakai untuk berjualan tetapi, tempat yang ia temukan tidak bisa lama ia
tempati karena pemilik kontrakan ingin membuka usahanya sendiri. Sabar tidak
pernah menyerah, dia mencari tempat yang bisa dipakai untuk bisa berjualan
Kembali.
Dengan tekat yang kuat, Sabar akhirnya
memutuskan untuk berjualan di atas trotoar, walaupun tempat yang ia temukan
begitu sempit untuk di pakai berjualan, ia merasa bersyukur masih bisa dapat
berjualan Kembali. Perjalanan Sabar tak selalu mulus. Sabar menghadapi berbagai tantangan, mulai dari beradaptasi Kembali
dengan lingkungannya karena tempat baru tidak banyak pelanggannya tahu, oleh
karena itu ia harus mulai merintis Kembali, hingga terjadi adanya pembersihan jalan, Satpol
PP datang untuk mengusir para pedagang kaki lima yang berjualan di atas
trotoar.
Tidak hanya itu, susahnya mencari tempat
untuk berjualan membuat Sabar sedikit putus asa. Pernah suatu hari, ia berfikir
untuk berjualan keliling. Namun karena sudah banyak pelanggan buburnya, Sabar
berusaha mencari tempat untuk ia Kembali berjualan. Usaha tidak pernah
menghianati hasil, Akhirnya Sabar menemukan sebuah lahan kosong yang tidak jauh
dari tempat ia dulu berjualan. Banyak pelanggannya yang banyak bertanya
kepadanya mengapa ia selalu berpindah-pindah tempat “ saya hanya pedagang yang
patuh terhadap pemerintah karena saya berjualan diatas tanah pemerintah,”
ungkapnya.
Sabar juga memberikan sebuah tips bagi
penjual sepertinya yang juga suka
berpindah-pindah tempat, yakni dengan cara mencari tempat yang tidak jauh dari
tempat sebelumnya, memiliki lahan parkir yang cukup luas, dan memberitahukan
kepada pelanggan bahwa akan ada perpindahan tempat. Tidak hanya itu, Sabar
berharap kedepannya usaha jualannya semakin meningkat dan ia juga berharap
memiliki tempat jualan yang tetap agar tidak perlu pindah-pindah tempat lagi.
Nama Penulis: Masni Oktaviani