Perjalanan Seorang Penjual Bubur Ayam

 

(Foto: Masni Oktaviani)

ABISATYA NEWS - Dari pinggiran jalan besar yang dilewati oleh lalu Lalang kendaraan. Sabar, seorang penjual bubur ayam yang tak pernah menyerah . Sabar juga seorang ayah anak satu, untuk menafkahkan keluarganya ia berjualan dengan semangat tak tergoyahkan.

Kabar memulai usahanya lebih dari sepuluh tahun yang lalu, dengan citra rasa yang pas dimulut setiap orang,  bubur ayam yang ia jual selalu habis di setiap paginya. Banyak orang yang rela jauh-jauh untuk membeli bubur ayamnya. Sabar juga sudah memiliki banyak pelanggan, bahkan ia hafal setiap kali pelanggannya datang untuk memesan bubur ayamnya.

Setiap pagi, ia mendorong buburnya sampai ketempat kiosnya. Awalnya, Sabar menjual buburnya di depan ruko-ruko yang banyak penjual makanan sepertinya. Namun pada saat itu, ternyata akan ada pelebaran jalan di tempat Sabar berjualan, ia mau tak mau harus mencari tempat lain untuk melanjutkan berjualannya.

Sabar akhinya menemukan tempat kontrakan yang bisa ia pakai untuk berjualan tetapi, tempat yang ia temukan tidak bisa lama ia tempati karena pemilik kontrakan ingin membuka usahanya sendiri. Sabar tidak pernah menyerah, dia mencari tempat yang bisa dipakai untuk bisa berjualan Kembali.

Dengan tekat yang kuat, Sabar akhirnya memutuskan untuk berjualan di atas trotoar, walaupun tempat yang ia temukan begitu sempit untuk di pakai berjualan, ia merasa bersyukur masih bisa dapat berjualan Kembali. Perjalanan Sabar tak selalu mulus. Sabar menghadapi berbagai  tantangan, mulai dari beradaptasi Kembali dengan lingkungannya karena tempat baru tidak banyak pelanggannya tahu, oleh karena itu ia harus mulai merintis Kembali,  hingga terjadi adanya pembersihan jalan, Satpol PP datang untuk mengusir para pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar.

Tidak hanya itu, susahnya mencari tempat untuk berjualan membuat Sabar sedikit putus asa. Pernah suatu hari, ia berfikir untuk berjualan keliling. Namun karena sudah banyak pelanggan buburnya, Sabar berusaha mencari tempat untuk ia Kembali berjualan. Usaha tidak pernah menghianati hasil, Akhirnya Sabar menemukan sebuah lahan kosong yang tidak jauh dari tempat ia dulu berjualan. Banyak pelanggannya yang banyak bertanya kepadanya mengapa ia selalu berpindah-pindah tempat “ saya hanya pedagang yang patuh terhadap pemerintah karena saya berjualan diatas tanah pemerintah,” ungkapnya.

Sabar juga memberikan sebuah tips bagi penjual  sepertinya yang juga suka berpindah-pindah tempat, yakni dengan cara mencari tempat yang tidak jauh dari tempat sebelumnya, memiliki lahan parkir yang cukup luas, dan memberitahukan kepada pelanggan bahwa akan ada perpindahan tempat. Tidak hanya itu, Sabar berharap kedepannya usaha jualannya semakin meningkat dan ia juga berharap memiliki tempat jualan yang tetap agar tidak perlu pindah-pindah tempat lagi.

Nama Penulis: Masni Oktaviani

Post a Comment

Previous Post Next Post