![]() |
| sumber: rri.co.id |
DEPOK, ABISATYANEWS – Menjadi perempuan berarti siap menjadi korban diskriminasi. Meski zaman telah berubah, namun anggapan perempuan lemah dan tak bermartabat masih saja mengikat. Narasi emansipasi wanita dan kesetaraan gender memang sudah lama diperkenalkan, tapi nyatanya wanita masih kesulitan menjabat dalam masyarakat ketimbang seorang pria.
Namun, wanita asal Papua ini telah membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kesempatan. Ribka Haluk namanya. Penjabat (PJ) Gubernur Papua Tengah yang kini berstatus sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri pada Pemerintahan Prabowo-Gibran. Ribka menjadi satu dari 49 nama yang dipanggil Prabowo ke Kertanegara IV, Jakarta.
Sebelumnya, presiden terpilih, Prabowo Subianto telah mengungkapkan rencana untuk menggunakan Zaken Kabinet dalam masa kepemimpinannya. Prabowo dapat memilih menteri dari kalangan ahli, meski bukan politisi. Hal ini semakin memperkuat alasan Prabowo memperhitungkan Ribka masuk jajaran kabinetnya.
Desus pemilihan Ribka sebagai menteri membawa angin segar bagi masyarakat Papua, pasalnya Ribka akan menjadi putri daerah Papua pertama yang akan diamanahkan sebagai seorang menteri. Penunjukan Ribka santer mengundang komentar dari masyarakat. Salah satunya Daffa Aulia yang menggantungkan harapannya pada Ribka. Daffa berharap Ribka dapat merepresentasikan kebutuhan dan pandangan masyarakat Papua.
“Harapan aku sih, dengan majunya Ribka Haluk sebagai menteri dapat mengurangi agenda radikal oknum di Papua yang menyatakan masyarakat Papua tidak terwakilkan maupun tidak dilibatkan dalam agenda politik Indonesia,” jelasnya.
Perempuan yang lahir pada 10 Januari 1971 di Piramid, Jayawijaya, Irian Jaya ini memiliki tekad yang kuat dalam mengenyam pendidikan. Ketertarikannya pada dunia administrasi publik membuatnya tergerak untuk terjun ke dunia politik.
Statusnya sebagai perempuan tak pernah menghalanginya untuk terus berprestasi. Ribka menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Cenderawasih dan melanjutkan studi Magister Ilmu Administrasi di Universitas Garut. Ia mengawali karirnya sebagai Kasudin Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten Jayawijaya.
Karirnya semakin melejit usai menjabat sebagai sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Jayawijaya pada 2011. Kemudian hingga pada 2022, Ribka telah mencatatkan namanya dalam sejarah. Ia menjadi perempuan asli Papua yang menjadi Penjabat Gubernur. Berkat rekam jejaknya, sang presiden terpilih menaruh percaya pada Ribka sebagai wajah Papua dalam pemerintahannnya kelak.
“Penunjukan Ribka Haluk sebagai menteri menjadi representasi kalau masyarakat Papua juga bisa berdemokrasi,” lanjut Daffa.
Penulis: Rahma Nayali
